CADAR DAN KONTESTASI IDENTITAS PEREMPUAN MUSLIMAH MODERN

  • A. Saifuddin Universitas Negeri Makassar
  • Sunaniah Universitas Negeri Makassar
  • Ulfa Utami Mappe Universitas Negeri Makassar

Abstrak

Islam dan fashion acap dianggap sebagai dua ‘dunia’ yang berbeda dan berjauhan, Islam dianggap sebagai ranah spiritual dan sakral yang bersifat luhur dan ‘statis’ sementara fashion dianggap sebagai ranah material dan profan yang bercorak temporer, dinamis dan modern. Namun penelitian ini berangkat dari asumsi sebaliknya, bahwa Islam dan fashion adalah dua ‘dunia’ yang berdekatan dan erat bertalian. Melalui penelitian ini penulis berupaya mengkaji tentang penggabungan konsep syar’i dan fashion yang dilakukan oleh komunitas perempuan muslimah bercadar. Kelompok muslimah bercadar yang mungkin dikenal dengan kelompok yang kritis terhadap fashion sebagai institusi yang dibentuk dari modernisme, ternyata turut mempraktikkan melalui tampilan cadar yang fashionable. Dengan berupaya keluar dari stigma, mereka justru mengamini mode berpakaian yang lebih kosmopolitan, dimana mereka merasa tetap dalam batas-batas moral dan dapat diterima secara sosial dan agama. Studi ini bertujuan untuk mengungkap konstruksi kesalehan yang dibangun oleh komunitas muslimah bercadar, serta mitos kecantikan yang turut pula diwacanakan dalam media sosial mereka. Penelitian ini juga melihat kepentingan-kepentingan identitas yang ingin ditampilkan oleh komunitas perempuan bercadar, dengan melihat bagaimana mereka resisten terhadap modernitas. Penelitian ini dianalisis melalui pendekatan netnografi dengan memilih komunitas dunia maya di Instagram yakni Niqab Squad Indonesia sebagai subyek dalam penelitian ini.

Referensi

Annisa, F. 2011 Performativitas Tubuh dan Identitas Muslimah dalam Majalah Aquila Asia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Barnard, M. 1996. Fashion sebagai Komunikasi. Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosisal, Seksual, Kelas, gender (Idy Subandy Ibrahim dan Yosal Iriantara, Penerjemah). Yogyakarta: Jalasutra
Barthes, Roland. 2006. Mitologi. Kreasi Wacana.Yogyakarta.
Castells, Manuel. 2010. The Power of Identity: The information age, Economi, Society, Culture. United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd.
Gökariksel, B. dan McLarney, E. 2010. Muslim Women, Consumer Capitalism, and the Islamic Culture Industry. Journal of Middle East Women's Studies, 6, 118.
Hoesterey, James dan Clark, Marshall. 2012. Film Islami: Gender, Piety and Pop Culture in Post Authoritarian Indonesia. Asian Studies Review. Vol 36. No.2. Diakses melalui ProQuest pada februari 2019.
Hariyadi. 2010. Islamic Popular Culture and The New Identity of Indonesian Muslim Youths. The University of Western Australia. Jurnal Prosiding The 5th International Conference on Indonesia Studies: “Ethnicity and Globalization” diaksese melelui https://icssis.files.wordpress.com tanggal 10 februari 2019
Heryanto, Ariel. 2015. Identitas dan Kenikmatan: Politik Budaya Layar Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Hine, Christine. 2005. Virtual methods : Issue In Social Research on The Internet. Oxford : Berg
Kitch, C. L. 2001. The girl on the magazine cover: The origins of visual stereotypes in American mass media. Chapel Hill: University of North Carolina Press.
Kozinets, Robert V. 2010. Netnography:Doing Etnographic Research online. London : Sage Publication
Melliana S, Annastasia. 2006. Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan. LkiS :Yogyakarta.
Raho, Bernard. 2013. Agama dalam Perspektif Sosiologi. Jakarta : Penerbit Obor.
Subijanto, R. 2011. The Visibility of a Pious Public. Inter-Asia Cultural Studies, 12,240-253.
Subandy, Idy Ibrahim. 2007. Budaya Populer sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra.
Tunner, S. Bryan. 2013. Sosiologi Agama. Edisi Terjemahan. Pustaka Pelajar.
Wasito Raharjo Jati. 2015. Kesalehan Sosial sebagai Ritual Kelas Menengah. Jurnal Kebudayaan Islam, Vol. 13, No. 2, Juli – Desember.
Diterbitkan
2023-10-05
Bagian
Articles